Membungkam Sejarah Korban (I)

“Kekuasaan memberikan banyak kemewahan bagi manusia, tetapi dua tangan yang bersih jarang termasuk di dalamnya” (M Tullius Tiro) 

VIVAnews - Setelah pemerintahan totaliter runtuh di Argentina, tahun terpenting di negara itu terjadi pada 1984. Sebuah komisi untuk orang hilang (CONADEP) yang dibentuk oleh presiden terpilih, Alfonsin telah menerbitkan sebuah laporan resmi tentang berbagai investigasi kesaksian para korban kekejaman luar biasa selama rezim Junta Militer Argentina berkuasa dari tahun 1976 hingga 1983. Sebuah dokumentasi berharga tentang fakta-fakta atas kebijakan politik teror kekuasaan. Sebuah langkah berani dari pemerintahan yang demokratis pasca Junta Militer di Argentina. Dalam dokumen yang diberi nama 'Nunca Mas' ( Tidak Akan Terulang Lagi), ditunjukkan berbagai kekejaman masa lalu yang dilakukan oleh rezim Junta Militer. Langkah itu telah membuka mata seluruh dunia tentang masa lalu yang gelap di Argentina. 

Keberanian korban untuk bersaksi atas kebenaran sejarah tersebut merupakan awal langkah upaya pemulihan korban. Dari kesaksian itu dirumuskan beberapa kebijakan seperti reparasi dan rehabilitasi korban. Banyak kebijakan dan undang-undang berhasil dibentuk untuk memberi kemerdekaan politik dan sekaligus kesejahteraan korban. Ingatan masa lalu berhasil ditangkap menjadi kesadaran untuk pembenahan sistem politik ke depan. Sebuah tragedi tentang teror dan penindasan telah diungkap di Argentina untuk meluruskan sejarah dan mengawal transisi politik meskipun belum menjangkau keseluruhan cita-cita dari upaya rekonsiliasi korban. Dalam pengalaman Argentina, masa lalu masih terus tertawan. Masa lalu seringkali masih diletakan sebagai beban sejarah. Usaha CONADEP memang bisa menolong sebuah keterbukaan politik dan membantu para korban memahami sejarahnya, meskipun dalam batas tertentu masih belum memenuhi hak keadilan korban.

Dasawarsa terakhir, terobosan politik dan langkah kebijakan di Argentina dalam beberapa intensitas dan kualitas berbeda juga berlangsung di beberapa negara. Kemajuan ini telah berhasil menyelesaikan warisan kejahatan masa lalu. Hampir ada kemiripan situasi politik. Untuk penyelesaikan tersebut, telah dibentuk semacam komisi penyelidikan atau 'komisi kebenaran'. Komisi ini secara khusus bertugas untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terutama situasi kekejaman yang terjadi dalam rezim lama yang berkuasa. Langkah ini dianggap cukup taktis untuk mengungkap massa lalu. 

Afrika Selatan merupakan salah satu contoh negara yang mempunyai pengalaman lebih menarik tentang komisi kebenaran. Pengalaman sejarah kelam apartheid merupakan catatan tergelap bagi Afrika Selatan. Konsistensi dan keberanian politik pasca apartheid untuk membuka babak rekonsiliasi telah menciptakan terobosan penting. Komisi kebenaran telah berhasil dipakai sebagai cara untuk melakukan pembenahan sejarah secara menyeluruh bagi Afrika Selatan. Pada kasus Afrika Selatan, amnesti politik bisa dan berhasil diberikan secara individual terhadap para pelaku pelanggaran kemanusiaan di Afrika Selatan. Sebagai sebuah syarat mendapatkan amnesti tersebut, seseorang harus mendaftarkan diri dan membeberkan seluruh detil kejahatan mereka kepada Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. 

Dalam prosesnya, kasus di Afrika Selatan cukup menarik. Mereka tidak sepenuhnya mengandalkan pada amnesti dan Komisi Kebenaran semata. Komisi Kebenaran berhasil mendorong ribuan orang untuk mengakui kejahatan mereka pada masa apartheid. Sistem pengadilan yang masih dianggap bermasalah menyebabkan banyak orang lebih percaya kepada Komisi Kebenaran itu. Kepercayaan dan keterbukaan pada hakikatnya adalah modal penting untuk membangun rekonsiliasi. Komisi Kebenaran sekaligus bisa membangun autoritas untuk menciptakan ruang yang tepat untuk semua orang yang dipinggirkan oleh sejarah untuk bersaksi. Komisi Kebenaran sekaligus menjadi media yang tepat bagi pengakuan para pelaku. 

Keberanian membuka pengakuan merupakan tradisi moral untuk merombak sistem impunitas yang sering diperoleh para pelaku kejahatan kemanusiaan di Afrika Selatan. “Memaafkan tanpa melupakan” adalah prinsip dasar moral yang dipakai sebagai semboyan dalam membangun rekonsiliasi dan pelurusan sejarah. Prinsip-prinsip inilah yang membentuk warna rekonsiliasi menjadi hidup. Afrika Selatan adalah contoh kasus yang bisa menempatkan masa lalu yang berdamai dengan cita-cita masa depan. Sejarah kekelaman bisa menjadi bahan reflektif berharga untuk membangun fondasi sistem yang lebih kokoh. Sebuah sistem hidup bernegara yang tidak didasari kepura-kepuraan dan kebohongan. Sebaliknya, Afrika Selatan yang baru adalah negeri yang menghargai ketulusan, penghargaan dan etos tanggung jawab.

Berbeda jauh dengan Argentina maupun Afrika Selatan dalam menyikapi pentingnya pelurusan sejarah dan langkah penanganan para korban akibat kejahatan kemanusian, Indonesia mempunyai cerita sebaliknya. Upaya pelurusan sejarah masih berjalan di tempat. Perjuangan para korban politik kejahatan kemanusiaan masih membentur tembok penghalang politik yang tinggi dan tebal. Kekuasaan politik masih bebal dan enggan untuk membuka pintu. Tidak ada keberanian dan kerendahan hati negara untuk menyelesaikan masalah-masalah kemanusian yang pernah terjadi. Cita-cita untuk pelurusan sejarah tenggelam dan menguap begitu saja. Masih sangat jauh untuk mengatakan bahwa kebijakan politik sudah terbuka untuk kebenaran sejarah. Deretan kasus dari tahun 1965 sampai saat ini tidak kunjung menghasilkan warna terang. Perjuangan korban tersendat oleh sikap dan kebijakan politik yang sampai saat ini masih belum berpihak.

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku

Tri Guntur Narwaya, koordinator Kelompok Studi Rumah Merah Solo, kontributor Mediabersama.com

Logo Media Bersama

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Suara Golkar di Pemilu 2024 Naik Signifikan, Airlangga: Hitungan Kami Dapat 102 Kursi

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto bersyukur suara yang diperoleh partainya pada Pemilu 2024, naik signifikan. Airlangga berterima kasih ke kader dan para caleg

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024