Tradisi Sowangan Menanti Beduk Berbuka Puasa

sowangan
Sumber :
  • U-Report
VIVAnews
Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat
- Saat Ramadan tiba anak-anak dan remaja desa Babadan, kecamatan Kaliori, kabupaten Rembang mendadak kreatif. Mereka mempunyai tradisi unik yang tak pernah dilewatkan selama menjalani ibadah puasa Ramadan.

Geger Penemuan Fosil Ular Lebihi Ukuran T-rex, Begini Bentuknya
 
Jadwal SIM Keliling Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung Kamis 25 April 2024
Bagi anak-anak dan remaja, kurang lengkap rasanya menunggu detik-detik berbuka puasa tanpa mengudarakan sowangan. Sowangan seperti layang-layang berukuran besar. Namun berbeda dari kebanyakan layang-layang, sowangan milik anak-anak desa Babadan dilengkapi lampu kecil warna-warni bertenaga baterai ponsel bekas.

Layang-layang ala desa Babadan ini juga dilengkapi tali senar yang dikaitkan secara khusus sehingga saat mengudara terdengar suara dengungan mirip lebah. Sowangan dibuat sendiri olah tangan terampil anak-anak desa Babadan.


Mereka kurang puas jika membeli layangan di toko. Bahkan salah seorang anak Desa Babadan bernama Iksan (12) harus mengambil uang sebesar Rp15 ribu dari celengan atau tabungannya untuk merakit sowangan.


Uang itu digunakan untuk membeli kertas, lampu LED dan baterai bekas. Semakin banyak lampu, sowangan akan terlihat meriah di udara. Baginya tak masalah uang tabungan habis, karena biasanya tabungan kembali terisi saat Lebaran.


Sowangan biasa dinaikan sore hari sekitar jam tiga dan akan tetap mengudara hingga malam bahkan dini hari. Saat malam tiba, langit desa Babadan pun berubah menjadi berwarna-warni dari cahaya lampu sowangan.


Layangan unik ala anak-anak desa Babadan itu baru diturunkan setelah sahur dan salat subuh. Kini kreativitas anak-anak itu pun menular ke kalangan dewasa dan orang tua. Mereka tak mau kalah membuat sowangan yang kreatif, ada yang membuat serupa burung, hewan, hingga bangunan seperti masjid lengkap dengan warna yang meriah.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya