Tahun Baru di Kota Seratus Menara (II)

Menanti Tahun Berganti di Depan Jam Bego

VIVAnews - Seperti janji saya dengan lima mahasiswa yang baru saya kenal tersebut, saya akan menemui mereka di Old Town square. Kami berjanji ketemu di depan Astronomical Clock yang selalu saya sebut dengan Jam Bego, karena membuat kita menjadi bego untuk memahami tulisan dan keterangan di jam buatan tahun 1410 tersebut.

Mengantisipasi kondisi di Praha malam ini, saya sengaja naik trem ke arah pusat kota. Trem nomor 9 merupakan pilihan yang tepat karena saya ingin mampir ke jembatan yang tersohor di Ceko yakni Charles Bridge. Saya ingin melihat suasana di bangunan abad ke-13 menjelang pergantian tahun.

Benar, sungguh sangat romantis. Istana buatan tahun 625 dengan sinar lampunya yang menawan  terlihat makin indah dari seberang jembatan itu. Banyak turis yang berdiri di pinggir jembatan sambil memandang eloknya sungai Vlatava yang mengalir dibawahnya dimana perahu-perahu yang hilir mudik dengan penumpangnya yang ramai membunyikan terompet.

Caleg Demokrat Fathi Lolos ke Senayan Bareng Melly Goeslaw dari Dapil Jabar I

Saya juga melihat banyak pasangan yang sudah saling menghangatkan badan karena dinginnya udara malam ini. Alangkah romantisnya Praha, laksana suatu negeri dongeng saja.
 
Dengan menahan dingin yang mencapai minus 7 derajat celcius, akhirnya saya sampai ke ujung jembatan. Ratusan orang bersamaan menyeberang jalan dan masuk ke gang sempit. Saya yakin mereka mempunyai tujuan yang sama dengan saya, menuju Old Town Square.

Disepanjang jalan itu, lebih tepat disebut gang, banyak sekali wisatawan yang menikmati suasana abad lalu. Toko-toko suvenir yang menempati bangunan kuno masih buka dan berharap banyak turis akan menghabiskan uang pada akhir tahun ini. Sementara kafe-kafe berhias dengan lampu yang cantik dan temaram. Hiruk pikuk manusia yang menikmati sisa- sisa tahun di daerah yang disebut Mala Strana ini.

Saya mendengar banyak sekali bahasa yang dilafalkan oleh mereka yang datang dari berbagai penjuru bumi. Anak-anak muda itu sebagian berbahasa Spanyol, dan sebagian lain dengan fasihnya berucap dalam bahasa Perancis. Teriakan dalam bahasa Jerman pun saya dengar dari mereka yang sambil jalan minum bir. Hanya satu kesamaan yang mereka miliki, yakni menikmati detik-detik terakhir di kota seratus menara ini.

Jalan penuh kelok itu berujung disatu lapangan yang lebar. Makin bertambah saja manusia yang berada di sini. Sementara disisi lain, di depan patung Jan Hus sang reformis, masih berdiri tegak pohon Natal dengan kelap kelip lampunya dan puluhan lapak cantik menjual aneka suvenir dan makanan khas Ceko, yaitu roti Trdlo (yang digulung sebesar kepalan tangan dengan rasa kayu manis) dan Brambori (kentang goreng seperti bakwan).

Setelah sampai di Old Town saya berinisiatif menuju Wencesclav Square yang nampaknya juga menjadi tujuan masyarakat menghabiskan akhir tahun. Namun jalan menuju wilayah itu sudah dipadati masyarakat.

Keramaian makin terasa dengan adanya zona battle of fireworks diperempatan jalan dimana setiap orang dapat menyalakan kembang api bahkan petasan. Saya sempat berdebar-debar ketika melewati wilayah ‘gila’ tersebut. Saya khawatir sekiranya ada petasan yang nyelonong di depan saya.

Tidak lama di Wencesclav Square saya memutuskan kembali ke Old Town karena janji bertemu dengan teman-teman tadi. Setelah berusaha menghubungi kelima teman baru saya, akhirnya kami bertemu tepat ditempat yang dijanjikan, yakni Jam Bego.

Senang sekali saya mendengar pengalaman mereka di Praha. Mereka benar benar mengikuti saran saya untuk mengawali petualangan mereka dari Istana Praha, melihat Gereja St. Vitus lalu turun menyusuri Charles Bridge dan berakhir di Old Town Square. Mereka juga selamat dari ancaman terbesar turis, yakni copet!.

Sambil menunggu pergantian tahun kami memandangi berjubelnya orang-orang yang berdesakan mencari tempat yang nyaman bagi mereka. Rasanya saat itu tidak ada tempat yang nyaman kecuali tempat yang dapat melihat dengan jelas perputarnya jarum di Jam Bego tadi.

Strategi lain yang saya jalankan cukup berhasil. Saya membawa minuman hangat satu termos kecil yang saya masukan dalam ransel. Kopi instan produksi Indonesia telah membantu saya menghangatkan badan Pengalaman tahun lalu yang sulit sekali mendapat minuman karena kafe kafe yang ada telah dipenuhi orang dan antrean di kedai kopi yang selalu panjang. Pengalaman memang guru yang baik Kopi hangat ditengah berjubelnya manusia di Old Town sangat membantu saya malam tadi.

Kami terus berdesakan, bertahan menjaga ‘space’ yang sudah kami duduki di dekat Jam Bego tadi. Sambil berbincang bincang menunggu malam berganti, kami perhatikan bahwa anak anak muda yang lewat berasal dari berbagai negeri. Gaya dan bahasa yang aneka ragam mencirikan budaya asal masing-masing.

Rombongan dari Korea tetap saja beriringan dengan seorang pimpinan yang berjalan di depan. Anak muda Inggris dengan gaya pakaian aneh sambil berteriak- teriak sepanjang jalan. Anak-anak Jerman membawa minuman bir juga berbicara dengan keras seolah minta diperhatikan.

Daftar Harga Motor Vespa per Maret 2024

Sementara kami serombongan bicara dalam Bahasa Jawa, karena ternyata semua berasal dari suku Jawa, dan saya yakin bule disebelah saya tidak tahu bahasa apa yang kami gunakan.

Makin mendekati tahun 2009, makin banyak manusia yang berjubel di depan kami. Saat-saat yang dinanti pun akhirnya tiba. Lonceng di Jam Bego tersebut mulai berdentang, dua jendela yang ada di atas menara terbuka. Munculah boneka malaikat serasa memberi berkah kepada kami semua.

Ya,..tahun 2009 telah tiba. Bunyi terompet terdengar riuh, kembang api mulai dinyalakan. Langit Praha menjadi bersinar terang. Musik di panggungpun makin menghentak mengajak semua orang bergembira.

Semua berteriak Happy New Year! Statsny Novy Rok! Selamat Tahun Baru! Hingar bingar kegaduhan di Old Town Square Praha. Peluk cium orang-orang disekitar saya untuk keluarga, teman atau kerabatnya. Saya, di lubuk hati terdalam, berdoa semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat hidayah dan berkah-Nya sehingga saya bisa menjalani tahun 2009 dengan lebih baik dan lebih berguna untuk sesama.

Akhirnya kami pelan- pelan pamit mundur dari hingar bingar di Old Town. Tujuan kami adalah pulang ke apartemen. Kami pun masih harus berjuang melawan arus ribuan manusia yang berdesakan. Kami semua sudah kedinginan dan rasanya hampir beku. Baju rangkap lima yang saya pakai pun tidak menjadikan saya kuat berlama lama di tengah musim dingin.

Thailand Prime Minister Welcomes Albino Buffalo to Government House

Bersama lima teman baru yang tahun lalu saya kenal, kami optimis menatap tahun 2009. Selamat tahun baru 2009, semoga Allah SWT memberkati kita semua. Amien. (Praha, 1 Januari 2009)

Billy Syahputra

Dekat dengan Banyak Wanita, Billy Syahputra Gerah Sering Dijodohkan

Billy Syahputra mengaku sempat ‘gerah’ dengan komentar netizen yang selalu menjodoh-jodohkannya dengan wanita yang dekat dengannya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024